4 Hal Tentang Mendidik Anak
4 Hal Tentang Mendidik Anak
OLEH : M.A MUAZAR HABIBI
Anak adalah anugrah yang mahal bagi setiap orang tua. Sulit
ketika 4 Hal Tentang Mendidik Anak
Anak adalah anugrah yang mahal bagi setiap orang tua. Sulit
ketika diminta dan tidak bisa ditolak ketika Allah Swt menghendaki
kelahirannya. Kehadirannya adalah sebuah rahasia Sang Pencipta, walaupun banyak
orang berhasil merencanakan kapan anaknya harus lahir dan kapan tidak
melahirkan anak.
Selain sebagai anugrah dari Yang Kuasa, Allah Sang Penentu,
anak diberikan kepada para orang tuanya sebagai amanah. Untuk dipelihara,
dididik dan dibina menjadi anak-anak yang berkualitas, memiliki kekuatan dan
ketahanan sebagai bekal mengarungi hidup di masa dewasanya. Allah Swt
berfirman: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS. An
Nisaa’ : 9)
Anakpun dapat pula menjadi cobaan (fitnah) atau bahkan
sebagai musuh bagi kedua orang tuanya, bila anak berkembang tanpa didikan yang
baik dan benar. Seperti yang difirmankan Allah Swt: “Dan ketahuilah, bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan (fitnah) dan sesungguhnya
disisi Allah-lah pahala yang besar” (QS. Al Anfaal: 28). “Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi
musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. At Taghaabun: 14).
Oleh karenanya, setiap orang tua harus menyadari betul akan
amanah ini. Bahwa anak-anak yang dititipkan Allah kepada kita sesungguhnya
harus dididik dan dibina dengan baik sesuai dengan tatacara pendidikan yang
disyariatkan Islam dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan oleh orang
tua dalam melakukan pendidikan terhadap anak-anaknya, yaitu:
1. Pendidikan yang dilakukan harus berpedoman pada prinsip
“Memelihara fitrah anak (Al Muhaafadzoh)”. Maksudnya adalah, segala upaya yang
dilakukan oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya harus didasarkan bahwa
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), beriman kepada Islam: “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui" (QS. Ar Ruum: 30).
Juga dalam hadits Rasulullah Saw, “Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani,
atau majusi". Untuk dapat memelihara fitrah anak, ada beberapa hal yang
dapat kita lakukan: 1) Memperdengarkan adzan dan iqomat ditelinga anak ketika
anak baru lahir, untuk memperkenalkan kepadanya Allah dan Rasul-Nya sejak dini,
serta berupaya untuk selalu mengkondisikan anak dalam aturan-aturan Islam dalam
perkembangannya 2). Memilihkan teman bermain, yang kita yakini mendapatkan
pendidikan yang baik dari orang tuanya, serta menyeleksi dan mengawasi jenis
permainannya. 3). Memilihkan lingkungan yang baik, mengingat lingkungan
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku anak. 4). Memilihkan
sekolah dan guru yang baik (Islami) ketika anak mulai memasuki usia sekolah.
2. Pendidikan yang dilakukan harus diupayakan untuk
mengembangkan potensi anak (At Tanmiyyah). Menurut berbagai penelitian, diakui
bahwa anak memiliki potensi yang luar biasa bila distimulasi dengan baik sejak
usia dini, karena perkembangan intelektual anak dapat mencapai masa keemasannya
pada usia 0 sampai 2 tahun. Anak juga memiliki keingintahuan yang sangat kuat
pada usia-usia tersebut, sehingga sangat memungkinkan untuk memberikan banyak
hal di usia dini.
Ada sebuah kisah menarik di Jepang, Ms. Sakane yang seorang
wanita karir, berhasil mengajar anaknya dengan hasil yang sangat mengejutkan
ketika Okane yang baru berusia 3 tahun 5 bulan memiliki IQ 198 dengan cara
selalu menyediakan waktu 30 menit sebelum kerja dan 1 jam sepulang kerja untuk
khusus memperkenalkan kepada anaknya berbagai macam benda dari
guntingan-guntingan kertas bergambar yang secara rutin dia lakukan setiap hari.
(sumber: artikel 3 Tahun Pertama Yang Menentukan: Taufan Surana).
3. Pendidikan yang dilakukan harus bersifat Mengarahkan (At
Taujih). Yaitu mengarahkan anak kepada kesempurnaan, mengajarinya dengan
berbagai aturan diniyah, tidak menuruti setiap permintaan anak yang kurang baik
untuk dirinya baik dimasa kanak-kanak maupun setelah remaja dan dewasa.
Memanjakan anak dengan cara menuruti segala permintaannya
bukan hanya akan menjadikan anak bagaikan seorang raja yang titahnya harus
selalu dituruti, namun juga akan menjadikan anak bermental diktator.
4. Pendidikan harus dilakukan secara bertahap (At Tadarruj).
Mendidik anak harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, tidak
tergesa-gesa ingin segera melihat hasilnya, namun harus dilakukan secara
bertahap, sedikit demi sedikit, hingga anak mengerti dan faham apa yang kita
ajarkan. Karena mendidik anak bukanlah sekedar membalikkan telapak tangan atau
membuat foto Polaroid. Pendidikan adalah sebuah proses yang sangat panjang dan
tak berujung.
Terakhir, marilah kita senantiasa bermohon kepada Alloh Swt
agar Allah berkenan memberikan kepada kita semua, para orang tua, para guru dan
pendidik anak-anak dapat mengemban amanah sebaik-baiknya dan dapat menjadikan
anak-anak kita generasi Robbani.
Robbanaa hab lanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota
a’yun. Waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa (Q.S. Al Furqaan: 74). Aamiin. (Ya Roob
kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa).
Wallahu 'a’lam bishshowaab.
____________________
0 komentar: